Ini yang Harus Disiapkan untuk Bikin Skincare Merek Sendiri

bikin skincare

Pasar kecantikan Indonesia menjadi yang paling cepat berkembang di Asia. Mengutip Market Research Southeast Asia, pendapatan pasar industri kecantikan di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 7,94 milyar dolar AS, atau sekitar 119 triliun rupiah. Bagi Smartpreneur yang ingin memasuki pasar ini, proses bikin skincare merek sendiri memerlukan perencanaan matang dan pemahaman mendalam mengenai berbagai aspek, mulai dari pemilihan bahan aktif hingga strategi pemasaran yang efektif. 

Persiapan Bikin Skincare Merek Sendiri 

Membangun bisnis skincare dengan merek sendiri sebenarnya tidak begitu sulit meskipun dengan modal yang sedikit. Sebelum mengetahui bagaimana cara dan panduannya, Smartpreneur harus tahu apa saja yang harus dipersiapkan, seperti lima hal di bawah ini:

1. Registrasi BPOM

Jika ingin produk legal untuk dijual di wilayah Indonesia, maka Anda harus mengurus izin edar ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Sebab proses produksi sebuah produk skincare baru bisa dimulai ketika sudah memiliki nomor registrasi BPOM.

Alur pengurusan untuk  mendapatkan nomor registrasi BPOM sendiri cukup panjang. Produk skincare yang sudah mendapatkan izin dan registrasi BPOM dijamin aman untuk digunakan konsumen. Biaya yang diperlukan untuk mengurus perizinan dan registrasi BPOM sekitar lima ratus ribu rupiah hingga satu juta rupiah untuk satu produk.

2. Pembuatan Sampel Produk

Setelah  menentukan jenis produk, formula, dan bahan bakunya, kita harus membuat sampel produk. Fungsi sampel produk adalah menghindari kesalahan pada produk yang akan diciptakan. Pembuatan sampel produk tentu saja memerlukan biaya. Besaran biaya yang dibutuhkan sangat bervariasi, tergantung dari formula dan bahan baku yang akan digunakan.

3. Sertifikasi Hak Merek

Untuk memberikan hak eksklusif bagi merek produk kita dalam perdagangan, sebaiknya mengurus sertifikasi hak merek. Untuk sertifikasi ini siapkan dana kurang lebih dua juta rupiah.

4. Sertifikasi Halal 

Sertifikasi ini berfungsi jika Anda ingin produk memiliki status Halal. Sertifikasi Halal ini penting karena membuat calon konsumen merasa aman ketika menggunakan produk skincare. Untuk mengurus sertifikasi Halal dari BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal), biaya yang perlu dipersiapkan berkisar antara tiga juta rupiah hingga lima juta rupiah.

5. Biaya Produksi Bikin Skincare

Proses produksi jelas memerlukan biaya agar bisa berjalan. Umumnya biaya proses produksi sebuah produk skincare untuk pertama kali berkisar tiga puluh juta rupiah hingga seratus juta rupiah. Besar biaya yang diperlukan tergantung dari partner maklon yang ditunjuk, jenis produk, formulasi yang digunakan, serta jumlah produk yang diproduksi.

Cara Bikin Skincare Merek Sendiri

Pasar kecantikan Indonesia memiliki peluang besar bagi Smartpreneur, mengingat populasinya mencapai 283 juta jiwa, di mana 140 juta di antaranya adalah perempuan, dan kini laki-laki juga mulai menggunakan skincare dalam perawatan sehari-hari mereka. Peningkatan jumlah kelas menengah dan kepedulian terhadap perawatan kulit juga ikut memengaruhi peningkatan segmen skincare di Indonesia. 

Berikut langkah-langkah bikin skincare untuk merek sendiri:

1. Riset Pasar dan Tentukan Target Audiens

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan riset pasar yang menyeluruh dan menentukan target pasar yang tepat. Beberapa hal yang wajib diteliti adalah analisis tren skincare yang sedang dan akan berkembang, preferensi konsumen terhadap bahan aktif, dan mengidentifikasi kebutuhan spesifik pasar, seperti produk anti-aging, pencerah, atau produk yang dapat mengatasi masalah radikal bebas dari polusi. 

Selain itu, memahami demografi dan psikografi konsumen sangat penting, termasuk usia, jenis kelamin, jenis kulit, hingga gaya hidup yang memengaruhi keputusan pembelian produk skincare.

2. Pemilihan Bahan Aktif dan Formulasi

Langkah kedua adalah pemilihan bahan aktif dan pengembangan formulasi yang tepat. Pemilihan bahan harus didasarkan pada kebutuhan spesifik target konsumen, misalnya, niacinamide untuk mengatasi hiperpigmentasi atau retinol untuk anti-aging. Pastikan juga agar setiap bahan yang dipilih telah terbukti secara ilmiah dan klinis. Jika menggunakan bahan baru yang masih sedikit riset ilmiahnya, cek apakah kandungan tersebut sudah diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), jika tidak jangan gunakan bahan tersebut sampai ada regulasi yang jelas.

3. Kerja Sama dengan Maklon

Kerja sama dengan maklon adalah cara praktis yang banyak dipilih Smartpreneur dalam membuat skincare merek sendiri. Maklon atau contract manufacturing adalah kegiatan manufaktur produk yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki pabrik, kepada pihak lain. Dengan maklon, Smartpreneur tidak perlu mengorek dana besar untuk membangun pabrik sendiri, tenaga ahli, hingga administrasi dan legal. Maklon akan memastikan setiap tahapan produksi, dari pemilihan bahan baku hingga pengemasan sesuai dengan standar industri dan regulasi di Indonesia. 

Jika Smartpreneur memutuskan untuk tidak menggunakan jasa maklon, Smartpreneur harus siap untuk membangun infrastruktur pabrik, menanggung biaya operasional yang lebih tinggi, dan wajib mengurus regulasi yang kompleks. 

4. Uji Stabilitas dan Efikasi

Belakangan banyak sekali produk skincare yang dinilai overclaim, sehingga produk tidak hanya ditarik dari pasar tetapi juga bisa mencoreng branding merek dan membuat konsumen tidak akan membeli produk dari merek yang sama. Untuk mencegah hal ini, uji stabilitas dan efikasi sangatlah penting. 

Selama proses ini, tim lab akan menguji produk apakah ada perubahan tekstur atau degradasi, warna, hingga aroma selama masa simpan. Uji efikasi juga akan dilakukan secara in vivo atau in vitro, untuk membuktikan klaim produk benar-benar terbukti pada pengguna.

5. Registrasi BPOM dan Sertifikasi 

Produk skincare di Indonesia harus memiliki izin edar dari BPOM untuk memastikan tidak mengandung bahan berbahaya sehingga aman digunakan oleh konsumen. Selain BPOM, Smartpreneur juga bisa mempertimbangkan sertifikasi tambahan seperti Halal, cruelty-free, atau sertifikasi organik untuk mendorong daya tarik produk di pasar yang sangat kompetitif. Tidak hanya menambah kredibilitas produk, sertifikasi tambahan akan memperluas segmen konsumen yang ingin membeli produk dengan standar kualitas dan etika tinggi. 

6. Desain Kemasan dan Branding

Setelah administrasi dan legalitas produk selesai, Smartpreneur dapat mulai menyusun desain dan kemasan produk. Hal ini bisa dilakukan secara mandiri, atau bekerja sama dengan freelancer maupun agensi digital yang berpengalaman dalam menciptakan identitas merek yang kuat. 

Tren desain dan kemasan saat ini fokus pada minimalisme, dengan palet warna yang lembut dan netral, dan clean untuk mencerminkan kesan premium dan elegan. Kemasan yang ramah lingkungan dengan bahan daur ulang dan berkelanjutan juga semakin diminati. Pastikan juga kemasan mencantumkan informasi wajib dan menarik, seperti bahan aktif, klaim, cara penggunaan, hingga tipe kulit dan masa simpan. 

7. Strategi Pemasaran & Distribusi

Di Indonesia, pemasaran digital menjadi tulang punggung kesuksesan produk skincare, mengingat mayoritas konsumen khususnya Gen Z, menggunakan platform digital untuk membeli skincare. Media sosial seperti Instagram, TikTok, bahkan YouTube sangat efektif dalam membangun kesadaran merek dan mengedukasi target konsumen. Jangan pula mengabaikan KOL (Key Opinion Leaders), SEO (Search Engine Optimization), SEM (Search Engine Marketing) atau iklan berbayar di Google dan Meta Ads, untuk memperluas jangkauan produk yang lebih luas. 

Untuk distribusi, Smartpreneur bisa menggunakan e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada. Konsumen tidak hanya membeli produk berdasarkan rekomendasi di media sosial tetapi juga ulasan dan rating yang mereka lihat di e-commerce. Bahkan kini, strategi ulasan produk berbentuk video di halaman produk juga banyak dimanfaatkan oleh pemilik merek. 

8. Produksi dan Pengendalian Mutu

Langkah selanjutnya untuk bikin skincare adalah memulai tahap produksi dan pengendalian mutu (quality control). Di sini, Smartpreneur yang menggunakan maklon hanya perlu memastikan setiap tahapan dilakukan sesuai standar industri, mulai dari bahan baku hingga pengemasan akhir. Maklon memiliki laboratorium dan fasilitas produksi yang dapat melakukan produksi dan pengendalian mutu secara menyeluruh dan cepat. 

Pengendalian mutu mencakup uji stabilitas, uji kontaminasi mikroba, hingga pengecekan visual dan sensorik pada produk, agar semua produk lulus standar dan tidak cacat sampai di tangan konsumen. 

9. Peluncuran Produk

Langkah kesembilan dalam bikin skincare adalah peluncuran produk. Peluncuran harus direncanakan dengan matang (sebaiknya dilakukan saat tahap produksi dimulai), dimulai dari pre-launch dengan teaser di media sosial, menggaet influencer, hingga pemberian sampel produk di acara-acara besar. Pada hari peluncuran, promosi melalui platform digital juga sangat efektif untuk menarik perhatian konsumen. 

10. Pengembangan Produk Berkelanjutan

Cara terakhir yang harus dilalui adalah bagaimana menjaga bisnis tetap bersaing dan tumbuh. Setelah produk pertama berhasil diluncurkan, Smartpreneur harus terus memantau tren pasar dan responsif pada umpan balik dari konsumen untuk menentukan peluang inovasi dan perbaikan produk. 

Dengan layanan maklon, Smartpreneur dapat mengeksplorasi pengembangan produk yang sesuai dengan tren terbaru, seperti multifungsi atau kandungan dengan teknologi terbaru. Proses bikin skincare tidak berhenti setelah peluncuran, tetapi merupakan perjalanan berkelanjutan yang memerlukan inovasi dan adaptasi untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar yang dinamis. 

Dengan pengembangan produk berkelanjutan, bisnis dapat menjaga loyalitas konsumen sekaligus memperluas lini produk dengan strategis. 

Maklon untuk Bikin Skincare

Agar bisa memfokuskan sumber daya pada pekerjaan yang lebih penting, seperti strategi pemasaran, pilihlah maklon one stop solution yang memiliki kemampuan untuk membuat konsep produk, formulasi produk, melakukan tes stabilitas dan kompatibilitas produk, desain produk, registrasi BPOM, mengurus sertifikasi Halal BPJPH , mendapatkan sertifikasi hak merek untuk produk, serta kemampuan memproduksi produk dalam jumlah terbatas (eksklusif).

Berikut adalah beberapa tips sederhana yang bisa digunakan untuk memilih partner maklon:

  1. Pilih maklon yang berpengalaman
  2. Memiliki pabrik memenuhi standar pemerintah
  3. Punya jaringan supplier terintegrasi dan luas
  4. Memiliki reputasi perilaku bisnis terpuji
  5. Punya kemampuan research and development, dan research scientific support

 

Indocare B2B adalah perusahaan maklon di Indonesia yang telah mengembangkan produk sejak 1988 bagi Smartpreneur yang ingin bikin skincare. Selama 30 tahun lebih, kami telah dipercaya memproduksi ribuan produk perawatan diri, mulai dari sabun cair, batang, skincare, sampo, hingga perawatan ibu dan bayi. 

Kami akan memastikan setiap produk impian Smartpreneur aman, efektif, tidak overclaim, dan sesuai dengan standar regulasi yang berlaku dari BPOM, Halal, hingga lembaga lain yang mendukung klaim produk.

Konsultasi dan Diskusikan Konsep Anda
Bersama Indocare B2B

Share the Post:

Sertifikasi dan Penghargaan Jaminan Mutu

Logo ISO
UKAS Quality Management Certification
good corporate governance award 2010 logos
good manufacturing practice certification
logo cara pembuatan kosmetik yang baik
Logo halal