Fungsi gliserin pada kosmetik tidak hanya menambah kelembapan saja. Gliserin selintas kalah populer dibandingkan hyaluronic acid, tetapi kinerjanya sangat efektif. Kerap tersembunyi di balik bahan aktif lain dalam produk, begini fungsi gliserin pada kosmetik dan tips memformulasikannya.
Table of Contents
ToggleApa Itu Gliserin?
Gliserin adalah sejenis humektan yang bekerja menarik kelembapan dari udara ke dalam lapisan atas kulit (stratum corneum). Berat molekulnya rendah dan dapat terus menarik kelembapan hingga menembus jauh ke dalam kulit.
Menariknya, gliserin termasuk senyawa alami dalam tubuh manusia. Untuk perawatan kulit topikal, gliserin yang digunakan berasal dari tumbuhan atau lemak hewan.
Begitu dioleskan, gliserin akan terserap ke dalam kulit. Sesudah terserap, kandungan ini mencapai tempat yang kosong untuk mengisi kembali kelembapan kulit yang hilang.
Dibandingkan jenis humektan lain seperti alpha hydroxy acid (AHA), hyaluronic acid, propylene glycol, dan sorbitol, gliserin adalah humektan paling efektif. Kandungan ini mampu menghidrasi lapisan teratas kulit sehingga kulit terasa lembap, halus, dan dewy.
Manfaat Gliserin untuk Kulit
Beberapa manfaat gliserin untuk kulit adalah:
Melembapkan kulit dengan baik
Pemilihan gliserin dalam formulasi sebagian besar kosmetik tentu karena efektivitasnya dalam melembapkan. Ini penting untuk melawan dehidrasi, pecah-pecah, dan kulit kering.
Melindungi kulit dari produk yang keras
Jika memakai produk keras yang menghilangkan minyak alami kulit seperti exfoliator, pemakaian gliserin dapat mengembalikan kekenyalan dan kelembutan kulit, serta membuat kulit terhidrasi.
Mencegah kelembapan kulit menghilang
Produk berbahan dasar gliserin terlihat lebih kental. Tujuannya untuk mendukung skin barrier dengan menutupi bagian luar kulit. Gliserin membantu menarik kelembapan dari bawah lapisan pelindung kulit sehingga terperangkap dan hanya dimanfaatkan oleh kulit.
Menyembuhkan bekas luka
Gliserin dapat membantu pertumbuhan sel kulit yang kemudian mempercepat proses penyembuhan. Eksim, memar, dan psoriasis bisa ditangani oleh gliserin.
Mengisi kembali kelembapan alami kulit
Faktor pelembap alami kulit dapat berkurang seiring pertambahan usia dan paparan rutin terhadap produk yang mengeringkan kulit. Menggunakan produk berbahan gliserin dapat membantu mengisi kembali kelembapan alami kulit. Setelah terhidrasi, kulit tampak sehat, halus, dan kenyal.
Fungsi Gliserin pada Kosmetik
Fungsi gliserin pada kosmetik mencakup beberapa peran. Dalam suatu formulasi, gliserin berperan sebagai humektan, denaturant, pelembap, pelarut, pengawet, hingga sebagai wewangian.
Konsumen kerap mencari produk kosmetik dan skincare yang mengandung gliserin karena fungsi berikut.
Perawatan kulit
Karena sifat menghidrasi, gliserin di skincare banyak dijumpai pada pelembap dan lotion. Toner dengan gliserin juga mampu membersihkan kulit dari kotoran dan mengisi kembali kelembapan alami kulit, serta bersifat anti bakteri.
Perawatan rambut
Gliserin populer dipakai dalam produk kondisioner tanpa bilas untuk rambut. Kandungan gliserin bekerja dengan menarik air dari udara untuk menutrisi dan menjadikan rambut tampak berkilau.
Produk kosmetik
Gliserin menjadi bahan pewangi, denaturant, atau komponen pelindung dalam produk kosmetik. Fungsi gliserin pada kosmetik penting mengingat kandungan ini bersifat non-komedogenik alias tidak menyumbat pori-pori.
Tips Memformulasikan Skincare dengan Gliserin
Ketika memformulasikan skincare atau kosmetik dengan gliserin, Smartpreneur perlu memperhatikan tips berikut demi efektivitas dan efisiensi produksi produk.
Gunakan gliserin dengan kadar sesuai formulasi dan jenis produk
Terlalu banyak gliserin justru bisa menarik air keluar dari lapisan bawah kulit. Pasalnya, saat air mengisi lapisan atas kulit, sebagian air akan menguap, atau disebut kehilangan air transepidermal. Jika hal itu terjadi, kulit justru mengering.
Maka, ketahui berapa kadar yang optimal untuk menunjukkan fungsi gliserin pada kosmetik. Kandungan gliserin sekitar 10% termasuk ideal karena masih dapat diformulasikan untuk formula yang relatif ringan dan tidak lengket.
Kombinasikan dengan bahan skincare lain
Pertimbangkan bahan lain yang bisa digunakan dan pelajari bagaimana kandungan tersebut berinteraksi dengan gliserin. Sebagai catatan, gliserin bekerja dengan baik bersama jenis humektan lain, seperti hyaluronic acid dan emolien seperti jojoba oil dan shea butter.
Selain itu, gliserin juga bekerja dengan stabil ketika berada dalam rentang pH yang umum dipakai kosmetik. Jadi, cari tahu dahulu kecocokan gliserin dan bahan lain untuk menghasilkan produk kosmetik terbaik.
Tentukan jenis produk kosmetik dan skincare yang akan dibuat
Apa jenis produk kosmetik dan skincare yang akan dibuat menentukan kadar gliserin di dalamnya. Kandungan gliserin dalam produk tanpa bilas (leave on), produk bilas, produk yang diencerkan, lotion mata, dan produk pembersih kulit jelas berbeda.
Secara teori, penggunaan gliserin dapat mencapai kadar 100%. Namun, konsentrasi gliserin yang tinggi bisa menimbulkan tekstur lengket pada produk akhir.
Jika ingin menempatkan gliserin sebagai bahan utama dalam formulasi tanpa bilas, boleh tambahkan gliserin hingga 10%. Meski begitu, 3–5% gliserin dari formulasi berbasis emulsi tanpa bilas adalah awal yang baik mengingat perlunya penyesuaian dengan bahan lain.
Beberapa produk memakai gliserin dengan kadar 6–30% untuk mengoptimalkan peran super hidrasi dan pelindung kulit dari produknya. Jadi, pertimbangkan lagi jenis produk dan bagaimana kinerja kosmetik tersebut nantinya.
Memahami fungsi gliserin pada kosmetik terdengar rumit saat Anda mencapai bagian formulasi. Kabar baiknya, Anda tidak perlu melakukan ini sendirian.
Indocare B2B hadir sebagai perusahaan maklon skincare tepercaya dengan puluhan tahun pengalaman di industri kecantikan. Indocare B2B mendukung Smartpreneur menciptakan produk skincare terbaik dengan pelayanan end-to-end yang mendampingi Anda dalam setiap proses bisnis.
Berawal dari ide dan inovasi Anda, Indocare B2B siap mewujudkan produk skincare impian dengan bahan berkualitas dan aman bagi kulit.
Ditinjau oleh dr. Raissa Aprilia