Seperti halnya dalam dunia fashion, memadukan dan mencocokan produk perawatan kulit adalah hal yang lumrah. Meskipun rasanya menyenangkan untuk mencoba semua produk skincare baru di pasaran, ternyata ada kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan.
Beberapa kombinasi bahan dalam skincare dapat menyebabkan iritasi, kulit kering, atau bahkan memperburuk kondisi kulit. Karena itu, perlu adanya informasi yang jelas tentang daftar bahan skincare yang tidak boleh dicampur agar manfaat produk menjadi optimal.
Table of Contents
Toggle5 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dipakai Bersamaan
Menurut para dokter kulit bersertifikat dan terpercaya, berikut ini beberapa kandungan skincare yang tidak boleh digunakan dalam waktu yang bersamaan.
1. Retinoid dan Vitamin C
Retinoid merupakan senyawa turunan dari vitamin A yang tidak bisa dicampur dengan beberapa senyawa lainnya, seperti vitamin C.
Vitamin C merupakan bahan yang sulit untuk diformulasikan, karena paling efektif dalam kondisi pH asam. Sementara retinoid bekerja efektif pada pH yang lebih tinggi (basa). Oleh karena itu, kedua bahan ini tidak bisa maksimal jika dipakai bersamaan.
Dilihat dari fungsinya, penggunaan skincare dengan kandungan vitamin C lebih baik dipakai di siang hari. Alasannya, karena kandungan ini termasuk antioksidan yang dapat melindungi kulit dari sinar matahari maupun efek polusi yang merusak kulit.
Sementara retinoid lebih baik digunakan pada malam hari, karena apabila digunakan saat siang hari, bisa membuat kulit lebih fotosensitif.
2. Retinoid dan Asam Salisilat
Retinoid dan asam salisilat merupakan senyawa yang biasa terdapat di produk skincare untuk jenis kulit berjerawat. Kedua senyawa ini mampu melawan jerawat dan mengurangi kerutan pada kulit. Namun, keduanya juga termasuk kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan.
Ini terjadi karena kemampuan retinoid dalam mengurangi kerutan dan garis halus, apabila dikombinasikan dengan asam salisilat ternyata dapat membuat kulit menjadi lebih kering. Terlebih produk skincare yang mengandung asam salisilat biasanya juga diikuti dengan Beta Hydroxy Acid (BHA), dapat meningkatkan pergantian sel kulit.
Apabila kedua bahan ini disatukan, risikonya adalah kekeringan yang berlebihan pada kulit, iritasi yang serius, meningkatkan produksi minyak, hingga meningkatkan peluang munculnya jerawat.
3. Retinoid dan Benzoil Peroksida
Kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan selanjutnya adalah retinoid dan benzoyl peroxide. Retinoid merupakan senyawa yang ampuh dalam menghilangkan jerawat, karena dapat mengelupas kulit untuk mencegah pori-pori tersumbat; sementara benzoil peroksida memiliki fungsi yang hampir sama.
Namun, mengombinasikan kedua senyawa ini adalah tindakan yang fatal. Masalahnya, benzoil peroksida dapat menonaktifkan molekul retinoid. Jadi, penggunaan kombinasi senyawa ini justru tidak akan menyelesaikan masalah jerawat pada kulit.
Sebaiknya, gunakan skincare berbahan benzoil peroksida di siang hari dan malam hari memakai produk retinol.
4. Retinoid dan Asam Hidroksi Alfa (AHA)
Asam Alfa Hidroksi atau Alpha Hydroxy Acid (AHA) juga termasuk kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan dengan retinoid maupun retinol.
Asam Hidroksi Alfa (AHA) seperti asam glikolat merupakan senyawa yang berperan sebagai antipenuaan, karena dapat mempercepat pergantian sel kulit dan meningkatkan produksi kolagen. Dengan demikian, produk yang mengandung AHA mampu membuat kulit tampak bercahaya dan bebas garis halus.
Sayangnya, kombinasi retinoid dan AHA memiliki efek samping yang berpotensi menyebabkan iritasi, seperti kemerahan, rasa perih, dan kulit yang mengelupas.
5. AHA/BHA dan Niacinamide
Alpha Hydroxy Acid (AHA) dan Beta Hydroxy Acid (BHA) merupakan bahan aktif yang bisa mengangkat sel kulit mati; sementara niacinamide merupakan bahan aktif yang berguna untuk mengatasi hiperpigmentasi dan mengurangi garis-garis halus dan kerutan di kulit.
Mengapa keduanya termasuk kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan? Hal ini karena adanya perbedaan pH di antara keduanya. AHA/BHA biasanya memiliki pH lebih asam sekitar 3-4; sedangkan niacinamide memiliki pH sekitar 5-7.
Ketika kedua bahan aktif ini dicampurkan dalam satu waktu, maka akan terjadi kenaikan pH kulit. Perubahan pH ini dapat menurunkan efektivitas produk skincare hingga menyebabkan iritasi.
Pasalnya, semakin tinggi pH, semakin sedikit AHA yang terserap oleh kulit. Sementara ketika pH niacinamide diturunkan bisa menyebabkan kemerahan pada kulit.
Ciptakan Skincare Aman dengan Indocare B2B!
Kesimpulannya, 5 kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan yakni retinoid, vitamin C, asam salisilat, AHA, BHA, serta niacinamide. Informasi ini tentunya dapat menjadi dasar dalam memformulasikan produk skincare yang tepat dan aman.
Namun, bagi Smartpreneur yang masih ragu dalam memadupadankan kandungan skincare, maka bermitra dengan Indocare B2B bisa menjadi solusinya. Indocare B2B merupakan perusahaan maklon skincare yang sudah berpengalaman sejak 2001.
Selain itu, Indocare B2B juga memiliki tim R&D yang proaktif dalam meriset, mengombinasikan, serta menguji bahan aktif terbaik, aman, serta terbaru dari seluruh dunia, sehingga produk impian Smartpreneur akan kompetitif di segmennya.
Ditinjau oleh dr. Grishya Nanda Suryaratna