Salah satu masalah kulit akibat penggunaan skincare ialah pilling. Kondisi ini bisa disebabkan oleh karakteristik kulit yang kasar, teknik aplikasi yang tidak tepat, hingga sediaan produk yang terlalu kental. Pilling sering terjadi ketika menggunakan sunscreen–atau disebut sunscreen pilling. Bagaimana mengembangkan produk anti-pilling untuk merek Anda?
Table of Contents
ToggleMengenal Pilling dan Penyebabnya?
Pilling merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut tumpukan atau gumpalan pada wajah setelah menggunakan produk kecantikan berupa skincare atau sunscreen. Kondisi ini biasanya terjadi karena produk tidak melekat atau diserap kulit dengan baik sehingga membuat gumpalan saat diaplikasikan.
Secara umum, gumpalan pada wajah saat mengaplikasikan skincare dan sunscreen muncul karena dua faktor: produk dan cara penggunaannya. Faktor produk bisa jadi disebabkan oleh komposisi skincare atau sunscreen yang kita gunakan. Minimnya faktor pengetahuan seringkali menyebabkan orang menyatukan dua rutinitas skincare yang formulasinya bertolak belakang.
Misalnya, mencampurkan penggunaan skincare oil based dan water based. Hal ini membuat keduanya tidak bisa menyatu dan menyerap dengan baik ketika diaplikasikan ke kulit. Alhasil, pilling muncul dan membuat tampilan pengguna tidak terlalu baik. Untuk faktor cara penggunaan, biasanya tergantung individu masing-masing.
Lalu, bagaimana cara mencegah sunscreen pilling? Beri jeda untuk pengaplikasian setiap produk skincare harian. Hal ini akan memberi kesempatan pada kulit untuk menyerap produk sebelumnya secara maksimal sebelum ditambahkan produk lain. Misalnya, beri jeda waktu sekitar 1-2 menit sebelum mengaplikasikan sunscreen setelah menggunakan serum.
Jeda tersebut akan memaksimalkan terserapnya manfaat serum sebelum sunscreen diulaskan ke wajah. Tanpa jeda, pilling bisa terjadi karena kondisi kulit masih “basah” setelah diaplikasikan serum dan sunscreen tidak menempel secara maksimal.
Sebagai Smartpreneur, mengembangkan produk anti-pilling tentu bisa jadi salah satu inovasi. Terlebih lagi, saat ini, persaingan produk skincare di pasaran cukup ketat. Kemasan serta tampilan luar produk bukan lagi satu-satunya hal untuk diandalkan. Smartpreneur harus bisa menemukan formulasi terbaik untuk membuat sebuah produk yang dapat mengatasi setiap masalah wajah pada perempuan, termasuk pilling.
Formulasi Terbaik untuk Mengembangkan Skincare Anti-Pilling
Setelah memahami penyebab pilling di atas, selanjutnya mari kita bahas tentang bagaimana cara mengembangkan produk antigumpal yang bisa menjadi pilihan banyak orang.
Waterbased Skincare
Sebelumnya sempat dijelaskan bahwa penyebab munculnya gumpalan adalah karena produk skincare atau sunscreen tidak terserap maksimal. Inilah mengapa penggunaan air sebagai bahan utama untuk mengembangkan produk sangat disarankan.
Produk semacam ini biasanya dikenal sebagai water based skincare. Meskipun bahan utamanya air, Smartpreneur tetap bisa menambahkan bahan aktif bermanfaat lain seperti vitamin E, salicylic acid, atau retinol. Untuk memudahkan aplikasi, sebaiknya buat tekstur produk agak kental dan tidak terlalu cair.
Smartpreneur bisa membuat produk berupa gel atau lotion sehingga tetap bisa terserap kulit dengan baik namun tidak akan meninggalkan gumpalan. Tidak hanya antigumpal, skincare berbahan dasar air juga biasanya cocok dengan berbagai jenis kulit terutama kulit sensitif.
Hindari Penggunaan Minyak Sebagai Bahan Dasar Utama
Apabila produk water based dapat menyerap secara maksimal di kulit, oil based skincare atau produk berbahan dasar minyak punya efek sebaliknya. Tekstur kental dan rapat membuat produk tidak bisa diserap kulit dengan mudah kecuali kondisi kulit pengguna benar-benar sehat.
Ciri utama produk ini adalah teksturnya yang oily dan cenderung meninggalkan rasa lengket di kulit setelah digunakan. Jadi, jika ingin mengembangkan produk skincare atau sunscreen antigumpal, sebaiknya hindari menggunakan bahan dasar minyak pada produk yang sedang dikembangkan.
Hindari Penggunaan Polimer pada Produk
Polimer merupakan bahan kimia sintetis yang dikembangkan dan kerap digunakan pada produk skincare. Umumnya, polimer digunakan untuk membentuk lapisan pada kulit wajah yang fungsinya memberikan efek halus serta tahan lama. Hal ini membuat skincare lain yang diaplikasikan ke kulit tidak bisa terserap sempurna sehingga timbul pilling.
Salah satu contoh polimer yang kerap digunakan adalah hyaluronic acid. Meskipun mungkin produknya memiliki tekstur gel atau lotion, penambahan polimer pada skincare dan sunscreen berisiko menimbulkan pilling. Inilah mengapa ketika mengembangkan suatu produk, sebaiknya Smartpreneur menghindari penggunaan polimer untuk mengantisipasi risiko munculnya gumpalan.
Apabila penambahan polimer seperti hyaluronic acid tidak bisa dihindari, pastikan untuk menggunakan rasio yang tepat agar teksturnya tetap bisa diserap kulit dengan mudah.
Peluang Bisnis Maklon Skincare dengan Indocare B2B
Jika selama ini, Smartpreneur merasa produk di pasaran belum ada yang memiliki kualitas sebagaimana ulasan tentang formulasi di atas, coba pertimbangkan untuk mengembangkan brand perawatan wajah dengan kualitas yang diharapkan. Sebagai informasi, Smartpreneur bisa bekerja sama dengan Indocare B2B untuk maklon skincare atau sunscreen anti-pilling.
Indocare B2B sendiri merupakan produsen produk skincare yang sudah terstandarisasi BPOM, punya sertifikat halal MUI, dan berbagai sertifikasi internasional lain yang membuat produk maklon dari pabrik ini tidak hanya mampu berkompetisi di pasar lokal, tetapi juga luar negeri.
Bagaimana, sudah siap menjadi pengusaha skincare bersama Indocare B2B? Hubungi layanan maklon profesional Indocare B2B sekarang juga!
Ditinjau oleh dr. Raissa Aprilia