Dalam merancang rangkaian produk skincare terbaik untuk ibu hamil, pemahaman yang mendalam mengenai kandungan atau bahan yang aman dan efektif memegang peran krusial. Sebagai konsumen yang tergolong dalam kategori orang tua, ibu hamil memiliki preferensi yang fokus pada kualitas, keamanan, dan autentisitas dibanding faktor harga semata.
Bagi Smartpreneur, kemampuan untuk memenuhi ekspektasi ini dan mengembangkan produk perawatan ibu hamil yang tidak hanya aman untuk ibu tetapi juga untuk janin menjadi kunci keunggulan merek.
Table of Contents
TogglePopulasi Ibu Hamil di Indonesia
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo, mengatakan pada tahun 2023 pada wawancaranya di Kompas, rata-rata jumlah ibu hamil di Indonesia sebanyak 4,8 juta jiwa setiap tahun. Jumlah ini setara dengan 2% total populasi Indonesia.
Meskipun jumlahnya relatif kecil, segmen ini memiliki potensi yang signifikan. Perubahan kondisi kulit pada ibu hamil, rendahnya loyalitas merek eksisting, hingga tren perawatan yang lebih mendalam pascapandemi, menjadikan pertimbangan terhadap segmen ini sangat beralasan.
Sementara itu, rasio kelahiran di Indonesia yaitu 2.3 anak per satu perempuan. Jika rasionya di atas 2, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan populasi relatif cepat, sementara nilai di bawah 2 dapat menunjukkan potensi penurunan populasi dalam jangka panjang.
Analisis Pasar Skincare Khusus Ibu Hamil
Industri perawatan ibu dan bayi (mother and babycare) merupakan pasar yang terfragmentasi (fragmented market), atau pasar yang memiliki sedikit pesaing dan tidak dominan. Dalam pasar yang terfragmentasi, tidak ada perusahaan atau merek yang signifikan atau mendominasi seluruh industri.
Nilai pasar industri mother and babycare, termasuk skincare, diproyeksikan akan mencapai 3.8 juta dolar AS atau setara dengan 59 miliar rupiah pada tahun 2027, dengan tingkat pertumbuhan tahunan 6,8% CAGR.
Millennial kelas menengah sebagai target utama segmen ini cenderung lebih mengutamakan kualitas dibanding harga produk skincare untuk ibu hamil. Mereka juga lebih memilih berbelanja di supermarket, ritel, dan toko ibu dan anak. Ulasan yang kurang teratur, kurangnya kredibilitas dan transparansi pengulas di e-commerce membuat sebagian besar ibu hamil masih meragukan keaslian produk.
Masalah Kulit Selama Masa Kehamilan
Selama periode kehamilan, akan terjadi perubahan alamiah pada tubuh yang dapat memicu masalah kulit atau bahkan sebaliknya, yang membuat kondisi kulit menjadi membaik. Salah satu faktor utama pemicu masalah kulit ialah hormonal, seperti estrogen, progesteron, prolaktin, hingga melanocyte-stimulating hormone. Umumnya, masalah kulit muncul ketika trimester pertama.
Penyebab hormonal ini dapat menimbulkan hiperpigmentasi atau melasma (mask of pregnancy), dan striae gravidarum atau garis-garis berwarna pink dan keunguan pada kulit yang sering muncul di perut, bokong, dada, paha, hingga lengan. Striae gravidarum juga disebut dengan stretch mark.
Pregnancy-specific dermatologic disorder seperti Pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy (PUPPP) adalah kondisi kulit yang ditandai dengan ruam merah atau benjolan kecil yang gatal yang umum terjadi di trimester ketiga kehamilan. Kondisi ini bisa menyebar di perut, paha, hingga bokong.
PUPPP lebih sering terjadi pada kehamilan pertama dan kehamilan anak kembar (multiple gestation). Antihistamin dan steroid topikal dapat digunakan untuk mengatasi PUPP oleh dokter kulit atau kandungan.
Ibu hamil juga sering mengalami psoriasis, jerawat, dan atopik dermatitis. Masalah ini dapat terjadi pada ibu hamil yang sebelumnya sudah mengalami kondisi kulit yang sama (preexisting skin condition) dan cenderung memburuk atau ada juga yang membaik selama masa kehamilan.
Kandungan Skincare Terbaik untuk Ibu Hamil
Sebenarnya tidak ada kandungan skincare yang benar-benar aman untuk ibu hamil. “Penelitian klinis sebuah kandungan pada ibu hamil tidak boleh dilakukan karena alasan etika” ucap dr. Putri Wulandari, seorang dokter medis di Indocare B2B.
Dr. Putri Wulandari juga menyatakan “untuk mencari tahu kandungan skincare terbaik untuk ibu hamil, semuanya tergantung kebutuhannya. Khusus untuk kondisi (preexisting skin condition), lebih baik ke spesialis”.
Namun tentu beberapa bahan juga bisa digunakan oleh ibu hamil, dengan catatan memiliki konsentrasi yang rendah, dan tidak memiliki kandungan tambahan yang berisiko seperti paraben, fragrance dan phthalates.
Jika Smartpreneur Ingin mengembangkan produk perawatan kulit (skin care) atau perawatan tubuh (body care), beberapa kandungan yang telah kami kumpulkan ini bisa jadi pilihan.
- Vitamin C: yang dikenal juga sebagai antioksidan yang kuat, dapat merangsang produksi kolagen, menyamarkan bintik-bintik gelap, dan membantu mencerahkan kulit.
- Shea Butter: memiliki sifat pelembap yang intens, sehingga membantu mengurangi kulit kering seperti psoriasis dan stretch mark. Shea butter mengandung vitamin A dan E, yang memiliki sifat antiinflamasi sehingga membantu meredakan peradangan kulit dan memberikan perlindungan tambahan.
- Alpha Hydroxy Acids (AHA): dapat mengatasi hiperpigmentasi atau melasma. Namun karena masuk kategori B pada klasifikasi keamanan kehamilan dari US Food and Drug Administration (FDA), AHA aman untuk ibu hamil selama konsentrasinya tidak lebih dari 10%.
Kandungan Skincare yang Harus Dihindari
Dalam upaya memformulasikan konsep produk skincare terbaik untuk ibu hamil, kami telah menyusun daftar bahan-bahan yang perlu dihindari karena memiliki dampak negatif pada kesehatan ibu hamil dan janin.
- Hidrokuinon: bahan pencerah kulit yang umum digunakan dalam produk skincare. Namun, penggunaannya selama kehamilan perlu dihindari karena potensinya menyebabkan efek samping dan risiko pada janin, seperti kelainan perkembangan janin.
- Arbutin: turunan dari hidrokuinon, dan studi-studi terbatas menunjukkan bahwa arbutin dapat diubah menjadi hidrokuinon dalam tubuh, dan belum ada studi yang mendukung penggunaanya aman untuk ibu hamil.
- Retinoid: terdapat laporan kasus kelahiran cacat pada janin yang ibunya menggunakan retinoid, seperti tretinoin, selama kehamilan. Meskipun masih kontroversial, disarankan untuk menghindari penggunaan kandungan ini selama kehamilan. Retinoid dianggap memiliki potensi risiko yang tinggi, bahkan untuk kondisi non-kehamilan.
- Glycolic Acid: yang sering digunakan dalam produk eksfoliasi kulit, sebaiknya dihindari selama kehamilan. Meski penyerapannya minim, studi in vivo menunjukkan adanya malformasi embrio pada objek penelitian ketika menggunakan glycolic acid dalam dosis tinggi.
Personalisasi Produk untuk Menembus Pasar yang Terfragmentasi
Meskipun tantangan tentu ada dalam pasar yang terfragmentasi ini, perusahaan dapat melihat peluang dalam segmen ini dengan menawarkan solusi atau produk yang memenuhi kebutuhan pasar yang khusus atau yang belum terpenuhi, seperti melalui personalisasi produk yang memadukan kebutuhan dan preferensi individu ibu hamil.
Dengan memahami perbedaan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh setiap ibu hamil, perusahaan dapat menciptakan produk yang dikostumisasi secara unik, mulai dari perawatan kulit hingga nutrisi khusus. Personalisasi ini tidak hanya mencakup formula produk, tetapi juga aspek-aspek lain seperti kemasan yang praktis dan informasi yang relevan dengan kondisi masing-masing ibu hamil.
Dengan tim profesional yang terdiri dari dokter dan peneliti dalam tim R&D di Indocare B2B, akan menjamin bahwa setiap produk yang dihasilkan menjalani proses pengembangan yang teliti berdasarkan pengetahuan ilmiah yang mendalam. Dengan begitu, Smartpreneur akan mendapatkan produk yang sesuai dengan regulasi melalui evaluasi setiap komponen dan formulasi yang ketat.
Ditinjau oleh dr. Putri Wulandari